Rabu, 20 Agustus 2008

Kanker serviks

Kanker serviks

Salah satu jenis kanker yang merupakan pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia adalah kanker serviks (leher rahim). Namun jika pandai mendeteksi sejak dini, kanker ini bisa dihindari.

Kanker seviks merupakan kanker yang dapat mempengaruhi perempuan dengan latar belakang dan umur yang berbeda di seluruh dunia. Seringkali kanker serviks menjangkiti dan dapat membunuh perempuan diusia yang produktif yakni di usia 30 – 50 tahun, pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan sosial terhadap anak – anak dan anggota keluarga lainnya. Menurut dr. Hariyono SpOG, ’’setiap perempuan dapat terkena kanker serviks, tentunya dengan kerentanan yang berbeda-beda sesuai dengan faktor resiko yang dimilikinya.

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah rahim yang menempel pada puncak vagina/memek). Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun gejala awal kondis pra-kanker pada umumnya abnormal serviks yang dapat ditemukan melalui test Pap Smear.

Bila kamu mengalami salah satu gejala seperti pendarahan vagina/memek yang tidak normal terutama pendarahan setelah hubungan sexual, keputihan yang dapat saja berbau atau tidak, segeralah hubungi dokter. Kondisi di atas tidak selalu disebabkan oleh kanker serviks, tapi dapat merupakan tanda infeksi organ genitalia dalam yang perlu segera diobati.

Kanker serviks tidak menular, yang menular adalah infeksi virus human papilloma atau yang sering disebut sebagai virus HPV yang saat ini diyakini sebagai penyebab kanker serviks. Penularan infeksi HPV, adalah melalui hubungan sexual yang tidak menjaga kebersihan alat kelamin baik perempuan maupun pria. Seseorang yang terinfeksi HPV dapat menular infeksi tersebut melalui kontak kulit terutama melalui hubungan sexual yang tidak bersih. Setelah seseorang terinfeksi HPV dapat saja berkembang terus menjadi keadaan pra-kanker dan kemudian menjadi kanker atau dapat juga menyembuh sendiri. Namun demikian, penelitian juga menunjukkan adanya kejadian kanker serviks pada perempuan lajang dan perempuan yang menikah pada usia muda. (sumber : www.Medicastore.Com, dr. hariyono Winarto SpOG, dan sumber lainnya).

TEKNOLOGI VAKSIN TERBARU untuk KANKER SERVIKS

Imunisasi/vaksinasi merupakan penemuan kedokteran terbesar dalam sejarah manusia. Dengan vaksin,paling tidak ada 26 penyakit yang dapat dicegah(1) atau insidennya dapat diperkecil oleh vaksinasi.

Bagaimana vaksinasi bekerja

Vaksinasi adalah salah satu cara paling efektif, ekonomis dan praktis untuk mencegah penyakit. Vaksin bekerja dengan menstimulasi tubuh untuk memperkuat pertahanan secara alamiah terhadap infeksi sehingga membentuk antibody atau kekebalan(2).

Saat seseorang secara sengaja terpapar dengan suatu antigen, system pertahanan tubuh menstimulasi suatu respon kekebalan spesifik, yang memproduksi antibody sebagai reaksi kepada pathogen (virus atau bakteri). Untuk membangun kekebalan, biasanya membutuhkan beberapa dosis vaksin(2). Saat kekebalan telah terbentuk, antibodiakan bersirkulasi ke seluruh peredaran darah dan melindungi sesorang dari infeksi, tanpa harus menderita penyakit tersebut.

AJUVAN adalah bahan campuran, yang saat dipadukan dengan antigen, diharapkan dapat memberikan respon yang lebih kuat dari sistem pertahanan tubuh. Penemuan terkini dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan para ilmuwan membuat sebuah generasi AJUVAN yang disebut sistem ajuvan. Sistem ajuvan dapat memberikan tingkat perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan ajuvan tradisional.

Vaksin dengan system ajuvan juga dirancang untuk membantu mengatasi tantangan ilmu pengetahuan, seperti pengembangan vaksin untuk penyakitmalaria, sebagai penyakit dengan interaksi yang kompleks terhadap system kekebalan tubuh, dan juga vaksin dengan system ajuvan dapat mengatasi system kekebalan yang melemah karena penuaan alamiah.

Vaksin untuk mencegah kanker serviks.

Kanker serviks adalah kanker tersering kedua pada perempuan di Asia dan lebih dari setengah perempuan Asia yang terkena kanker serviks akan meninggal karena penyakit tersebut(3). Di Asia, setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks(3).

Kanker serviks disebabkan oleh kuman papillomavirus(4) (HPV) penyebab kanker yang saat ini telah dapat divaksinasi. Setiap wanita berisiko terhadap kanker serviks sepanjang hidupnya(5). Oleh sebab itu, sebuah vaksin yang khusus dirancang untuk melindungi perempuan dari kanker serviks mewakili terobosan ilmu pengetahuan dan merupakan berita gembiran bagi setiap perempuan manapun.

Tidak semua teknologi vaksin sama

Sejak infeksi HPV yang pernah terjadi tidak akan memicu terbentuknya kekebalan alami penuh dan terjadinya kembali infeksi adalah hal yang umum yang terjadi. Merupakan hal yang sangat penting apabila suatu vaksin yang menargetkan tipe HPV penyebab kanker dapat merangsang respon kekebalan yang kuat dan stabil. Penelitian berkelanjutan telah menunjukkan bahwa system ajuvan Nomor 4 (ASO4) yang baru dipakai pada pengembangan vaksin kanker serviks untuk remaja putri dan perempuan dewasa – akan merangsang respon kekebalan yang kuat dan stabil dibandingkan dengan ajuvan alumunium tradisional(6).

Penemuan dari penelitian yang diberikan oleh para ahli kesehatan menunjukkan bahwa vaksin yang menggunakan ASO4 memperlihatkan antibody yang tinggi terhadap HPV tipe 16 dan 18 (yang bertanggung jawab akan lebih dari 70% kanker serviks di dunia), pada perempuan yang divaksinasi dengan rentang usia yang luas, dari usia 10 tahun hingga 55 tahun (7,8,9) dan 100% perlindungan selama 5,5 tahun (10) terhadap HPV tipe 16 dan 18 yang berhubungan dengan lesi prakanker yang mengarah pada kanker serviks.

Terkait dengan teknologi baru ini, dr. hariyono mengatakan, ’’hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh pihak produsen bekerja sama dengan para ilmuwan dunia ternama yang independent telah mendukung bahwa ASO4 memberikan respon kekebalan yang lebih tinggi dan peningkatan durasi/lamanya perlindungan yang disebabkan olehnya. Dalam bahasa awam, ajuvan tersebut berlaku seperti booster, guna membantu membentuk respon kekebalan yang lebih tinggi dan tahan lama dibandingkan dengan vaksin yang sama yang hanya diformulasikan dengan alumunium hidroksida saja (6). Pengembangan suatu vaksin untuk mencegah kanker adalah salah satu sukses terbesar yang dicapai oleh obat pencegahan.’’

Vaksin kanker serviks yang baru bagi remaja putri dan perempuan dewasa akan membantu memberikan suatu respon kekebalan yang kuat dan stabil terhadap HPV tipe 16 dan 18 yang bertanggung jawab akan lebih 70,7% kasus kanker serviks di Asia (8,9,11,12,13).

REFERENCE :

1. International Federation of Pharmaceutical Manufacturing Association. May 2003.

2. Mayo Clinic. http://www.mayoclinic.com/health/vaccine/IDOOO23, Last retrieved on May 29, 2007.

3. GLOBOCAN 2002 http://www-dep.iarc.fr/, Last assessed 24th August 2006.

4. Bosch FX, Lorincz A, Munoz N et al. The causal relation between human papillomavirus and cervical cancer. J Clin Pathol 2002; 55: 244-65.

5. Burchell AM, Winer RL, Sanjose Sde, Franco EL. Chapter 6: Epidemiology and transmission dynamics of genital HPV infection, Vaccine 2453 (2006) S3 52-61.

6. Giannini SL et al. Enhancced himorral and memory B cellular immunity using HPV 16/18 L1 VLP vaccine formulated with the MPL/aluminum salt combination (ASO4) campared to aluminium salt only. Vaccine 2006 24: 5937-5949.

7. Dubin G. enhanced Immunogenicity of a Candidate Human Papillomavirus (HPV) 16/18 L1 Virus Like particle (VLP) Vaccine with Novel ASO4 adjuvant in Pre-teens/Adolescents. Abstract LB2-8. interscience Conference on Antimicrobial Agent and Chemotherapy (ICAAC), Dec. 2005.

8. Schwarz TF, Dubin GO. An ASO4 containing human papillomavirus (HPV) 16/18 vaccine for prevention of cervical cancer is immunogenic and well-tolerated in woman 15-55 years old. American Soceity of Clinical Oncology (ASCO), 1-5 June 2007:Abstract.

9. Pedersen C et al. Immunization of Early Adolescent Females with Human Papillomavirus Type 16/18 L1 Virus-Like Particle Vaccine Containing ASO4 Adjuvant. J Adol Health 2007; 40: 564-571.

10. Gall S, et al. Sustained Efficacy up to 5.5 years in women vaccinated with an ASO4 Adjuvanted HPV-16/18 L1 VLP Candidate Vaccine. American association of Clinical Research (AACR) Annual Meetinig, Los Angeles, California, USA, 14-18 April 2007: Abstract presented.

11. Harper DM et al. Sustained efficacy up 4.5 years of bivalent L1 virus-like particle vaccine against human papillomavirus type 16/18: follow-up from a randomized control trial. Lancet 2006;367:1247-55.

12. Monuz N, et al. against which human papillomavirus type shall we vaccinate and screen? Int J Cancer 2004;111 :278-85.

13. Paavonen J, Jenkins D, Bosh FX, Naud P, Salmeron J, Wheeler CM, Chow SN, Apter DL, Kitchener HC, Castellsague X, de Carvalho NS, Skinner SR, Harper DM, Hedrick JA, Jaisamran U, Limson GA, Dionne M, Quint W, Spiessens B, Peeters P, Struyf F, Wieting SL, Lethinen MO, Dubin G; HPV PATRICIA study group. Efficacy of prophylactic adjuvanted bivalent L1 virus-like-particle vaccine against infection with human papillonavirus type 16 and 18 in young women: an interim analysis of phase III double-blind, randomized controlled.

Lancet. 2007 Jun 30;369(9580):2161-70.

Lindungi Putri Anda dan Diri Anda dari Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di Indonesia (1).

Dalam waktu 15 menit Kamu membaca artikel ini, 4 perempuan Asia meninggal disebabkan kanker serviks. Kanker serviks merupakan penyakit di urutan kedua setelah kanker payudara sebagai penyebab utama kematian perempuan di Asia.

Menurut survey terkini, hampir 1.735 (2) perempuan Asia mendeskripsikan kanker serviks sebagai penyakit genetic atau penyakit keturunan, padahal penyebabnya adalah virus HPV.

Kanker serviks biasanya bukanlah hal pertama yang diingat jika kita berpikir mengenai kanker perempuan, tetapi kenyataan menakutkan di Asia Pasifik, setiap 4 menit seorang perempuan akan meninggal disebabkan oleh kanker serviks (2). Faktanya, dari 270.000 perempuan Asia yang terdiagnosa kanker serviks pada tahun 2007, lebih dari setengahnya meninggal karenanya (3). Setiap perempuan beresiko – tanpa memandang usia dan latar belakang (4,5).

Memperkenalkan HPV – Resiko yang Dihadapi Setiap Perempuan.

Yang banyak dari kita tidak ketahui adalah kanker serviks disebabkan oleh sebuah virus umum yang menular, yaitu human papillomavirus (HPV) yang dengan mudah dapat menyebar. Kanker serviks terjadi melalui infeksi menetap yang disebabkan oleh HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks sepanjang hidup mereka (6).

HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui kontak antar kulit daerah kelamin sehingga resiko diawali sejak hubungan sexual yang pertama kali (7).

Screening penting karena dapat membantu mendeteksi perkembangan dari kanker serviks (8). Akan tetapi, screening tidak dapat mencegah kanker serviks itu sendiri (9,10). Sebuah berita gembira untuk remaja putri dan perempuan dewasa, bahwa vaksin yang diciptakan khusus untuk kaum perempuan agar terhindar dari kanker serviks sudah menjadi kenyataan dan ini merupakan berita yang baik bagi setiap perempuan di Indonesia dan dimana saja.

Menurut dr. Hariyono,” Dengan hadirnya vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh HPV 16 dan 18 berarti sebagian besar generasi perempuan penerus dapat terselamatkan dari kesengsaraan yang disebabkan oleh kanker serviks. Untuk menigkatkan efektifitas, vaksin sbaiknya diberikan sebelum berpotensi terpapar virus yaitu sebelum melakukan hubungan sexual. Cara terbaik orang tua untuk melindungi gadis remaja adalah dengan memberitahukan kenyataannya dan mempertimbangkan untuk memberikan vaksinasi sekarang – di mana dia bias mendapatkan keuntungan maksimum dari vaksin tersebut.”

Membicarakan mengenai peran vaksinasi, Yuanita Rohali yang duta kanker serviks mengatakan, “saya akan melakukan apapun untuk melindungi remaja putri dan saya tahu kanker serviks dapat dicegah. Ada banyak hal yang perlu saya khawatirkan di dalam kehidupan – namun kanker serviks tidak akan menjadi salah satu aspek kehidupan yang dapat saya kendalikan, saya akan memberikan vaksinasi kepada putri saya”.

Menanggapi tindakan ibunya yang proaktif terhadp kanker serviks, Alika, 13 tahun mengatakan, “mama mengajak saya untuk berdiskusi mengenai kanker serviks. Pada awalnya saya takut, karena saya belum mengerti, tetapi saya tahu saya dapat bertanya segala hal padanya dan mengandalkannya. Saya tidak ragu untuk melakukan vaksinasi agar terlindungi dari kanker serviks.’’

Kapankah terakhir kalinya Kamu berdiskusi dengan dokter Anda mengenai screening dan kanker serviks? Dimasa yang akan datang, vaksinasi bersamaan dengan screening dapat membantu mengurangi resiko kanker serviks, dibandingkan hanya dengan screening saja dan juga akan mengurangi jumlah hasil screening yang abnormal yang memerlukan tindakan lebih lanjut (11,12,13).

Tanyakan kepada Dokter kamu mengenai vaksin untuk remaja putri dan perempuan dewasa yang dapat memberikan respon kekebalan tubuh yang kuat dan bertahan lama.

References :

1. Ferlay J, Bray P, Pizani P,Parkin DM. GLOBOCAN 2002: cancer incidence, mortality and prevalence worldwide. IARC CancerBase No. 5, version 2.0 IARCPress, Lyon 2004.

2. GSK on file

3. Globocan 2002

4. Gravitt PE, Jamshidi R. Diagnosis and management of ancogenic cervical HPV infection. Infec Dis Clin North Am 2005; 19:439-458.

5. Bosch FX, de sanjose S. Chapter 1: HPV and cervical cancer – burden anda assessment of causality. J Natl Cancer Inst Monogr 2003; 3-13

6. Gravitt PE, Jamshidi R. Diagnosis and management of oncogenic cervical HPV infection. Infect Dis Clin North Am 19:439-458

7. Burk RD, HPV and the risk of cervical cancer. Hosp Pract (Off Ed) 1999; 34;103-111

8. Franco El et al, Cervical Cancer: epidemiology, prevention and the role of HPV infection, CMAJ 2001; 164:1017-25

9. Franco El, Harper DM. Vaccination against HPV infection. J Clin Virol 2005; 32:S16-24.

10. Sankaranarayana R et al. A critical assessment of screening methods of cervical neoplasia. Inst J Gynaecol Obstet 2005; 89:S4-S12

11. Goldie SJ et al. A comprehensive natural history model of HPV infection and cervical cancer to estimate the clinical impact of a prophylactic HPV 16/18 vaccine. Inst J Cancer 2003: 106:896-904

12. Goldi SJ et al. Projected clinical benefits and cost effectiveness of HPV 16/18 vaccine. J Natl Cancer Inst 2004; 96:604-15

13. Haper DM et al. Efficacy of a bivalent L1 VLP vaccine in preventing of infection with HPV types 16 and 18 in young women: randomized controlled trial. Lancet 2004: 364: 1757-65.

Dikutip dari Media Komunikasi AAM dengan pelanggan dan Prinsipal Edisi 28 May-June 2008 www.anugrah-argon.com (Angga)